LATAR
BELAKANG
Artritis
Reumatoid (AR) dalam bahasa inggris dinamakan Rheumatoid Arthritis,
adalah penyakit autoimun yang ditandai oleh inflamasi sistemik kronik dan
progresif, dimana sendi merupakan target utama. Manifestasi klinik AR adalah
poliartritis simetrik terutama mengenai sendi-sendi kecil pada tangan dan kaki.
Selain lapisan sinovial sendi, AR juga bisa mengenai organ-organ diluar
persendian seperti kulit, jantung, paru-paru, dan mata. Mortalitasnya meningkat
akibat adanya komplikasi kardiovaskular, infeksi, penyakit ginjal, keganasan,
dan adanya kemorbiditas. Menegakkan diagnosis dan memulai terapi sedini
mungkin, dapat menurunkan progresifitas penyakit (Suarjana, 2009). Hal yang
terburuk pada penderita rheumatoid arthritis adalah pengaruh negatifnya
terhadap kualitas kehidupan. Bahkan kasus rheumatoid arthritis yang tidak
begitu parah pun dapat menghilangkan kemampuan seseorang untuk produktif dan
fungsional seutuhnya termasuk berpengaruh terhadap fungsi dan peran penderita
terhadap keluarganya. Rheumatoid arthritis dapat mengakibatkan tidak mampu
melakukan aktivitas sehari-hari seutuhnya
Rheumatoid
arthritis dapat mengancam jiwa pasien atau hanya menimbulkan gangguan
kenyamanan, dan masalah yang disebabkan oleh penyakit rheumatoid arthritis
tidak hanya berupa keterbatasan yang tampak jelas pada mobilitas dan aktivitas
hidup sehari-hari tetapi juga efek sistemik yang tidak jelas yang dapat
menimbulkan kegagalan organ atau mengakibatkan masalah seperti rasa nyeri,
keadaan mudah lelah,
perubahan citra diri serta
gangguan tidur. Lebih
lanjut awitan keadaan ini bersifat akut dan perjalanan penyakitnya dapat
ditandai oleh periode remisi (suatu periode ketika gejala penyakit berkurang
atau tidak terdapat) dan
eksaserbasi (suatu periode
ketika gejala penyakit
terjadi atau bertambah berat). Bertambah
beratnya gejala penyakit
rheumatoid arthritis sehingga mengakibatkan terjadi perubahan aktivitas pada pasien (Smeltzer & Bare, 2002).
KONSEP
DASAR
Keluarga
Menurut Friedman
dalam buku Achjar (2010) keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan
oleh perkawinan, adopsi, dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional dan sosial dari individu, individu yang ada didalamnya terlihat dari
pola interaksi yang saling ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama.
Menurut Setiadi (2008)
keluarga adalah lingkungan dimana beberapa orang yang masih memiliki
hubungan darah dan bersatu. Keluarga didefinisikan sebagai sekumpulan orang
yang tinggal dalam satu rumah yang masih mempunyai hubungan
kekerabatan/hubungan darah karena perkawinan, kelahiran, adopsi dan lain
sebagainya.
Keluarga adalah
unit terkecil dari masyarakat terdiri atas kepala keluarga, serta beberapa
orang yang berkumpul dan tinggal dalam satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan (Santun, 2008).
Lansia
Pengertian Lansia
Mengenai
kapankah orang disebut lanjut usia, sulit dijawab secara memuaskan .Menurut
Organisasi Kesehatan Dunia lanjut usia meliputi :
- Usia
pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun
- Lanjut
usia (elderly) ialah kelompok usia antara 60 sampai 74
- Lanjut
usia tua (old) ialah kelompok usia antara 75 sampai 90
- Usia
sangat tua (very old) ialah kelompok usia diatas 90
Perubahan-perubahan yang terjadi pada
lanjut usia
- Perubahan
sel
- Sistem
pernafasan
- Sistem
pendengaran
- Sistem
penglihatan
- Sistem
kardiovaskuler
- Sistem
pengaturan temperature tubuh
- Sistem
respirasi
- Sistem
gastrointestinal
- Sistem
genitourinaria
- Sistem
endokrin
- Sistem
kulit
- Sistem
musculoskeletal
- Perubahan-perubahan
mental
- Perubahan-perubahan
psokososial
- Peningkatan
spiritual
Penyakit Radang Sendi : Atritis Reumatoid
Patofisiologi
Atritis Reumatoid
adalah suatu penyakit kronis, sistemik, yang secara khas berkembang
perlahan-lahan dan ditandai oleh adanya radang yang sering kambuh pada
sendi-sendi diartrodial dan struktur yang berhubungan. AR sering disertai
dengan nodul-nodul rheumatoid, arthritis, neuropati, skleritis, perikarditis,
limfadenopati, dan splenomegali. AR ditandai oleh periode-periode remisi dan
bertambah parahnya penyakit (Stanley dan Beare, 2007).
Manifestasi Klinis
Pada lansia, AR dapat digolongkan ke
dalam tiga kelompok :
1. Kelompok 1 adalah AR klasik. Sendi-sendi kecil pada kaki
dan tangan sebagian besar terlibat. Terdapat faktor raumatoid, dan
nodula-nodula rheumatoid yang sering terjadi. Penyakit dalam kelompok ini dapat
mendorong kea rah kerusakan sendi yang progresif.
2. Kelompok 2 termasuk klien yang memenuhi criteria dari American
Rheumatologic Association untuk AR karena mereka mempunyai radang sinovitis
yang terus-menerus dan simetris, sering melibatkan pergelangan tangan dan
sendi-sendi jari.
3. Kelompok 3, sinovitis terutama mempengaruhi bagian
proksimal sendi, bahu, dan panggul. Awitannya mendadak, sering ditandai dengan
kekakuan pada pagi hari. Pergelangan tangan pasien sering mengalami hal ini,
dengan adanya bengkak, nyeri tekan, penurunan kekuatan genggaman, dan sindrom carpal
tunnel. Kelompok ini mewakili suatu penyakit yang dapat smbuh sendiri yang
dapat dikendalikan secara baik dengan menggunakan prednisone dosis rendah atau
agens antiinflamasi dan memiliki prognosis yang baik.
Jika tidak diistirahatkan, AR akan
berkembang menjadi empat tahap :
1. Terdapat radang sendi dengan pembengkakan membran sinovial
dan kelebihan produksi cairan sinovial. Tidak ada perubahan yang bersifat
merusak terlihat pada radiografi. Bukti osteoporosis mungkin ada.
2. Secara radiologis, kerusakan tulang pipih atau tulang
rawan dapat dilihat. Klien mungkin mengalami keterbatasan gerak tetapi tidak
ada deformitas sendi.
3. Jaringan ikat fibrosa yang keras menggantikan pannus,
sehingga mengurangi ruang gerak sendi. Ankilosis fibrosa mengakibatkan
penurunan gerakan sendi, perubahan kesejajaran tubuh, dan deformitas. Secara
radiologis terlihat adanya kerusakan kartilago dan tulang,
4. Ketika jaringan fibrosa mengalami klasifikasi, ankilosis
tulang dapat menyebabkan terjadinya imobilisasi sendi secara total. Atrofi otot
yang meluas dan luka pada jaringan lunak seperti nodula-nodula mungkin terjadi.
Penalaksanaan
Penanganan medis
bergantung pada tahap penyakit ketika diagnosis dibuat dan termasuk dalam
kelompok mana yang sesuai dengan kondisi tersebut. Untuk menghilangkan nyeri
dengan menggunakan aggens inflamasi, obat yang dapat dipilih dalah aspirin.
Namun, efek antiinflamasi dari aspirin tidak terlihat pada dosis kurang dari 12
tablet perhari, yang dapat menyebabkan gejala gastrointestinal dan sistem saraf
pusat. Obat antiinflamasi non steroid sangat
bermanfaat, tetapi dianjurkan menggunakan dosis yang direkomendasikan
oleh pabrik dan pemantauan efek samping secara hati-hati sangat perlu
dilakukan. Terapi kotikosteroid yang diinjeksikan melalui sendi mungkin
digunakan untuk infeksi di dalam satu atau dua sendi. Injeksi secara cepat dihubungkan dengan nekrosis dan penurunan
kekuatan tulang. Biasanya, injeksi yang diberikan ke dalam sendi apapun tidak
boleh diberikan lebih dari tiga kali. Rasa nyeri dan pembengkakan umumnya
hilang untuk waktu 1 sampai 6 minggu.
Penalaksanaan
keperawatn menekankan pemahaman klien tentang sifat alami AR kronis dan
kelompok serta tahap-tahap yang berbeda untuk memantau perkembangan penyakit.
Klien harus ingat bahwa walaupun pengobatan mungkin mengurangi radang dan nyeri
sendi, mereka harus pula mempertahankan pergerakan dan kekuatan untuk mencegah
deformitas sendi. Suatu program aktivitas dan istirahat yang seimbang sangat
penting untuk mencegah peningkatan tekanan pada sendi.
Penulis : Rylai 2012
Penulis : Rylai 2012