Baik Buruknya Menunda Kehamilan

BAIK BURUK MENUNDA KEHAMILAN

Menunda kehamilan sepenuhnya memang merupakan hak setiap pasangan suami-istri. Namun sebaiknya juga harus dipertimbangkan masak-masak sebelum melakukannya. Kenapa?

Tidak semua pasangan yang baru menikah ingin segera punya momongan. Banyak juga yang ingin menundanya dengan berbagai alasan. Kendati hal itu sepenuhnya ada di tangan masing-masing pasangan, namun hendaknya dipertimbangkan pula segala aspek yang mungkin timbul akibat penundaan tersebut.

Ada beberapa alasan umum, menurut Dra. Jacinta F. Rini, MSi, konsultan psikologi dari Harmawan Consulting, yang dipakai pasangan untuk menunda kehamilan.

1. Ekonomi/Finansial
Meski uang bukanlah segalanya, faktanya materi yang belum cukup banyak dipakai sebagai alasan oleh pasangan yang menunda kehamilan. Mereka beranggapan, uang dapat menjamin kestabilan rumah tangga dan kehamonisan keluarga.

Persepsi cukup-tidaknya materi yang dimiliki suatu keluarga, memang amat relatif. Ada yang memang berdasarkondisi riil, tapi ada pula yang lebih disebabkan rasa tidak aman secara psikologis. Nah, rasa tidak aman secara psikologis inilah yang seringkali secara tidak sadar menimbulkan resistensi untuk memiliki anak.

2. Karier
Beberapa perusahaan menuntut persyaratan masa kerja tertentu yang harus dipenuhi sebelum karyawan diizinkan hamil. Alhasil, yang bersangkutan terpaksa harus menunda kehamilannya jika masih ingin bekerja di perusahaan tersebut.  Alasan karier juga sering digunakan oleh pasangan yang ingin berkonsentrasi dulu pada pekerjaan. Pertimbangannya, kehamilan yang terjadi di awal pekerjaan cenderung akan menyulitkan proses adaptasi dalam bekerja. Padahal semakin tua wanita (umur > 35 tahun) semakin beresiko kehamilannya.


Wanita yang bekerja mempunyai risiko tinggi kehamilan karena dengan banyaknya aktivitas di luar rumah dapat mengganggu kelangsungan kehamilannya. Ibu hamil dianjurkan untuk lebih menjaga kondisi badannya agar janin yang dikandung bisa tumbuh baik tanpa terjadinya risiko pada saat kehamilan dan persalinan dengan cara mengurangi aktivitas yang dapat membahayakan janinnya

 

3. Mental
Kesiapan mental adalah sesuatu yang bersifat abstrak. Setiap pasangan perlu memahami kondisi mentalnya masing-masing. Memahami psikologi diri sendiri bisa dipakai untuk mengantisipasi apa yang akan dihadapi dan apa yang harus dilakukan ketika kehamilan terjadi.

Jika masih memiliki persoalan berat yang mengganggu kesehatan jiwa dan keseimbangan mental, baiknya selesaikan dulu persoalan itu, agar tidak mengganggu kesehatan jiwa janin.

Selain alasan di atas, masih banyak alasan lain yang sifatnya sangat personal dan berbeda antara satu dengan lainnya. Misalnya, harus merawat orangtua yang sakit, rencana melanjutkan studi hingga selesai, atau rencana pindah ke luar kota. Biasanya, kehamilan ditunda sampai kondisinya sudah lebih stabil.

KESIAPAN PSIKOLOGIS
Menurut penelitian, ibu-ibu yang mengalami problem emosional selama hamil, misalnya depresi, memengaruhi proses perkembangan otak janin dan membawa implikasi pada emosi serta perilaku anak setelah lahir.

Kesiapan dan kesehatan psikologis amat penting bagi masing-masing pihak, baik istri
maupun suami. Tentu saja, tidak hanya istri yang perlu kestabilan dan kematangan emosi. Suami pun harus memilikinya. Hal ini perlu dimiliki karena suami dan istri memiliki tanggung jawab yang berat untuk bisa menjalani perannya sebagai orangtua.

Menurut Jacinta, jangan jadikan egoisme diri menjadi alasan untuk menunda kehamilan. "Harus didasari oleh alasan yang tepat dan bertanggung jawab. Khususnya, lakukanlah demi kesehatan ibu dan anak."

Jacinta percaya, penundaan yang disebabkan oleh alasan kesehatan (fisik dan jiwa), sebenarnya lebih banyak manfaatnya ketimbang kerugiannya. Sebaliknya, penundaan yang disebabkan alasan lain, misalnya karier, keuangan (yang sifatnya relatif), dikhawatirkan malah akan menurunkan kondisi kesehatan dan tingkat kesuburan calon ibu.

Sebagai psikolog, Jacinta melihat, stres di dunia kerja sangat mempengaruhi kondisi kesehatan, baik calon ayah maupun calon ibu. Banyak kasus gangguan kesehatan disebabkan oleh proses-proses fisiologis yang dihadapi, sehingga menghambat proses kehamilan yang sudah direncanakan.

Jika sudah demikian, maka waktu rencana kehamilan terpaksa mundur lagi karena mau tidak mau dokter akan menyarankan agar problem tersebut diselesaikan dulu agar kondisi rahim benar-benar siap dan sehat untuk menjadi tempat tumbuh dan kembang janin.

Sumber : Nova
Penulis : Amelia, 2011

0 komentar:

Posting Komentar